Bagi orang Batak, malam Tahun Baru bukanlah sekadar soal kembang api, barbecue, terompet dan suasana meriah lainnya. Tapi soal doa, kata maaf dan refleksi diri.
Itulah makanya anak-anak muda Batak susah kali diajak teman-temannya merayakan Tahun Baru keluar rumah.
Doa, maaf dan refleksi diri itu terangkum dalam acara Mandok Hata yang dilakukan hampir setiap keluarga Batak tengah malam saat pergantian tahun.
Sederhananya Mandok Hata diartikan sebagai mengucapkan kata. Lalu apa yang buat Mandok Hata ini beda dari sekedar mengucapkan kata?
Mandok Hata haruslah disertai umpasa-umpasa (pantun petuah). Di Bona Pasogit biasanya Mandok Hata dimulai kalau lonceng gereja sudah dibunyikan.
Lonceng gereja ini menjadi penanda bahwa Tahun Baru telah tiba. Kemudian keluarga Batak akan berkumpul bersama mengadakan kebaktian kecil.
Meskipun hanya segelintir ‘jemaat’, kebaktian keluarga ini biasanya mengikuti susunan acara yang sudah diberikan gereja setempat. Tentu tidak termasuk khotbah pendeta dan koor ama-ina dong ya :)
Setelah kebaktian keluarga usai, acara dilanjutkan dengan prosesi yang biasanya buat anak-anak ogah-ogahan, yaitu menuangkan isi hatinya kepada setiap anggota keluarga yang hadir. Maklum saja, sesi curhat ini dimulai dari usia yang paling muda.
Lalu, apa selanjutnya?
Di sini setiap anggota keluarga wajib mendengarkan keluh kesah, kritik, saran dan permintaan maaf yang disampaikan. Makanya kalau ada yang lagi Mandok Hata, yang lain wajib mendengarkan sungguh-sungguh, jangan pulak ngerumpi kalian. Mentang-mentang giliran kalian sudah lewat… :)
Biasanya sih, setiap orang akan mengakui kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dalam setahun belakangan sambil menangis sampai ngomong terbata-bata setelahnya, dan kemudian berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama di tahun depan. (Awal kalau holan hata…)
Setelah semua anggota keluarga selesai mengutarakan isi hatinya, barulah ditutup dengan doa bersama. Kadang tidak sedikit pula anggota keluarga yang menangis lagi ketika berdoa bersama.
Setelah Mandok Hata ini selesai barulah orang batak pergi ke luar rumah untuk melakukan selebrasi pergantian akhir tahun. Ada yang main mercon, kembang api, barbecue-an, margitar dan banyak lagi. Karena sudah mau subuh, dapat sisa-sisa perayaan Tahun Baru, tidak apa-apalah..
Karena begitu ‘sakralnya malam Tahun Baru bagi orang Batak, tak heran banyak halak hita di perantauan yang rela-rela beli tiket pulang waktu tahun baru, meski harganya lagi mahal-mahalnya.
Bagi yang tidak tidak bisa pulang karena alasan pekerjaan atau kuliah, biasanya mereka akan menahan tangis tengah malam. Dan ketika mamak-bapak telepon, barulah air mata itu tumpah…hehe
Nah, bagi kalian yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga malam Tahun Baru ini, sabar ya. Yakinlah karena tahun depan kalian pasti bisa berkumpul lagi….
Selamat Tahun Baru. Horas! Mejuah-juah! Njuah-njuah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar