Minggu, 30 Desember 2018

"Mandok Hata" pada Malam Tahun Baru dari Sudut Pandang Suku Batak


Beberapa saat lagi Tahun 2018 akan pergi meninggalkan kita dan tak kan pernah kembali......
Banyak kenangan yang dapat kita rasakan selama tahun2018, baik itu kenangan yang membuat kita suka cita selalu dan ada juga kenangan yang membuat kita berduka cita (Hiikkzzz...hiiiiikkkkkzzzzz).
Tepat jam 00.00 WIB, tahun 2019 datang dan kita menyambut gembira dengan membuat kegiatan seperti menyalakan kembang api, meniupkan terompet warna-warni, karaoke dan musik, minuman, kue hingga berbagai macam daging untuk acara bakar-bakar (bukan bakar ban apalagi bakar rumah loh ya, tapi barbeque-an). Yah, biasanya acara tahun baruan tidak akan jauh-jauh dari hal-hal itu. 
Berbeda dengan acara tahun baruan pada umumnya, orang Batak punya satu tradisi khas yang dilaksanakan pada malam tahun baru. Halak hita (orang batak) pasti tahu lah. Yap, Mandok Hata. 
Mandok hata itu apaan sich...???  
Secara harafiah, Mandok Hata artinya "berbicara". Dan sebenarnya Mandok Hata ini tidak hanya ada saat tahun baru. Tapi hampir di setiap ulaon (acara perkumpulan) orang Batak seperti pesta pernikahan, pemakaman, kelahiran anak, Natal atau sekadar kumpul keluarga, pasti ada Mandok Hata. Isi Mandok Hata bisa berupa pemberian nasihat, penghiburan, curhat dan sebagainya. 
Mandok Hata dalam konteks tahun baru berarti berbicara di depan seluruh keluarga yang berkumpul, tentang ucapan syukur, terima kasih, meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama satu tahun, hingga unek-unek atau kekesalan dan kekecewaan yang telah lama dipendam. Dan semua orang wajib berbicara. Yap, SEMUA orang. Tak terkecuali yang muda apalagi yang tua.
Khusus saat malam tahun baru, Mandok Hata seakan punya esensinya sendiri karena ini merupakan tradisi masyarakat Batak yang telah dilaksanakan sejak lama dan turun-temurun hingga ke tanah rantau dimanapun mereka berpijak. Mandok Hata saat malam tahun baru sejatinya adalah momen bagi orang Batak untuk saling berintrospeksi setelah satu tahun dilewati. 
Lonceng gereja ini menjadi penanda bahwa Tahun Baru telah tiba. Kemudian keluarga Batak akan berkumpul bersama mengadakan kebaktian kecil.   Meskipun hanya segelintir 'jemaat', kebaktian keluarga ini biasanya mengikuti susunan acara yang sudah diberikan gereja setempat. Tentu tidak termasuk khotbah pendeta dan koor ama-ina dong ya :)
Begitu jam menunjukkan pukul 00.00, maka seluruh anggota keluarga baik tua maupun muda akan berkumpul (biarpun ada yang sedang tidur pasti dibangunkan loh), di dalam suatu ruangan (biasanya ruang tamu atau ruang keluarga). Setelah kebaktian kecil untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas tahun yang baru, Mandok Hata pun dimulai.
Setelah kebaktian keluarga usai, acara dilanjutkan dengan prosesi yang biasanya buat anak-anak ogah-ogahan, yaitu menuangkan isi hatinya kepada setiap anggota keluarga yang hadir. Maklum saja, sesi curhat ini dimulai dari usia yang paling muda.
Setiap anggota keluarga wajib mendengarkan keluh kesah, kritik, saran dan permintaan maaf yang disampaikan. Makanya kalau ada yang lagi Mandok Hata, yang lain wajib mendengarkan sungguh-sungguh, jangan pulak ngerumpi kalian. Mentang-mentang giliran kalian sudah lewat... :) 
Biasanya sih, setiap orang akan mengakui kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dalam setahun belakangan sambil menangis sampai ngomong terbata-bata setelahnya, dan kemudian berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama di tahun depan. (Awal kalau holan hata...)
Setelah semua anggota keluarga selesai mengutarakan isi hatinya, barulah ditutup dengan doa bersama. Kadang tidak sedikit pula anggota keluarga yang menangis lagi ketika berdoa bersama. 
Setelah Mandok Hata ini selesai barulah orang batak pergi ke luar rumah untuk melakukan selebrasi pergantian akhir tahun. Ada yang main mercon, kembang api, barbecue-an, margitar dan banyak lagi. Karena sudah mau subuh, dapat sisa-sisa perayaan Tahun Baru, tidak apa-apalah..
Karena begitu 'sakralnya malam Tahun Baru bagi orang Batak, tak heran banyak halak hita di perantauan yang rela-rela beli tiket pulang waktu tahun baru, meski harganya lagi mahal-mahalnya. 
Bagi anak-anak muda zaman sekarang (termasuk saya dulu), tradisi Mandok Hata adalah salah satu momen yang paling mengkhawatirkan dan paling tidak ditunggu. Membuat jantung deg-degan dan kepala pusing. Bahkan beberapa menganggapnya sebagai momok dan berusaha mencari berbagai macam alasan supaya tidak ikut acara yang satu ini. Tapi apa daya hal itu tidak akan mungkin terjadi, karena ancaman orang tua lebih menakutkan! Jadi jangan harap anak-anak muda bisa ikut hepi-hepi di luar sana main kembang api dan terompet saat tahun baru. Ikut acara Mandok Hata, wajib hukumnya. Biasanya mereka akan diperbolehkan keluar setelah selesai acara. Tapi kalau selesainya saja subuh, gak guna lagi lah kan keluar sana? Pesta kembang apainya sudah selesai, ujung-ujungnya tidur.
Lalu kenapa sih sampai bikin ketakutan begitu? Lebay banget kan.
Kalau dipikir-pikir sih ya sebenarnya tidak ada apa-apa juga. Hanya saja, saat Mandok Hata, biasanya suasananya lebih serius dan khusuk. Dalam tradisi orang batak, berbicara di depan keluarga itu ada seni tersendiri. Tutur kata yang baik dan terstruktur sangat diperhatikan. Kalau yang berbicara anak-anak sih, mau seperti apa dan sesingkat apapun tidak jadi masalah. Tapi bagi yang sudah remaja, tutur kata pasti mulai diperhatikan. Dan bila kita tidak biasa berbicara di depan umum atau tidak biasa bicara dari hati ke hati antaranggota keluarga, pastilah merasa gugup.
Saat tiba giliran, mendadak semua rangkaian kata yang sudah disusun sejak pagi tiba-tiba buyar. Akhirnya apa yang kita bicarakan jadi berantakan dan tidak terstruktur. Agaknya itulah yang menjadi alasan utama anak muda zaman sekarang tidak begitu antusias mengikuti acara khas Tahun Baruan ini, selain karena memang waktunya yang terlalu lama atau karena banyak yang bicaranya bertele-tele.
Jawaban lain yang diungkapkan anak muda zaman now saat ditanya kenapa tidak suka ikut acara Mandok Hata antara lain, jika intinya adalah ucapan syukur, terima kasih, curhat, meminta maaf dan introspeksi, seharusnya bisa dilakukan setiap saat, di mana saja dan kapan saja. Jadi tidak perlu menunggu saat akhir tahun. Tidak pun harus selalu diiringi dengan isak tangis (banyak yang berpendapat kalau tidak nangis, gak afdol), karena justru dengan menangis akan memperlama waktu.
Lalu saya sendiri bagaimana? Jujur saja, saya 50:50. Saya menghargai Mandok Hata sebagai suatu tradisi dan saya tidak terlalu keberatan menjalaninya, apalagi kalau memang kebetulan sedang berkumpul dengan sanak saudara. Tapi saya akan lebih memilih berdoa sendiri atau bersama keluarga terdekat dengan khusuk saat tahun baru. Perkara saling mengucapkan terima kasih, meminta maaf dan introspeksi, saya setuju hal tersebut bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Bagaimana pun, Mandok Hata memberi manfaat positif bagi kita yakni melatih kita untuk berani berbicara dengan baik dan terstruktur di hadapan umum. Mirip public speaking gitu deh. Sekaligus membiasakan kita untuk sabar mendengarkan dan menyimak orang lain yang sedang berbicara kepada kita. Karena pada kenyataannya mendengarkan itu lebih sulit daripada berbicara.
Sekali lagi, Mandok Hata saat tahun baru dalam budaya orang Batak adalah suatu tradisi. Kalau pun kita sebagai orang Batak tidak bisa atau tidak memungkinkan untuk melaksanakannya, setidaknya ingatlah selalu dan jangan lupa bahwa kita memiliki sebuah tradisi unik yang berbeda dari lainnya untuk menyambut tahun baru.
Bagi yang tidak tidak bisa pulang karena alasan pekerjaan atau kuliah, biasanya mereka akan menahan tangis tengah malam. Dan ketika mamak-bapak telepon, barulah air mata itu tumpah...hehe
Nah, bagi kalian yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga malam Tahun Baru ini, sabar ya. Yakinlah karena tahun depan kalian pasti bisa berkumpul lagi.... 
Demikian artikel ini saya tuliskan semoga bermanfaat bagi para pembaca tak lupa saya menyampaikan SELAMAT TAHUN BARU 2019 bagi kita semua.

Video Acara Mandok Hata Pada Kebaktian Malam Tahun baru dapat kamu lihat disini

Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIMIA DASAR : Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

I.                     STRUKTUR ATOM A.        TEORI ATOM 1.        Demokritus Materi bersifat diskontiniu , bila suatu mater dibel...